Bagi ummat Islam di seluruh dunia mungkin sering mendengar atau minimal sekali dalam seumur hidupnya pernah mendengar tentang berita kiamat dan bagaimana proses terjadinya kiamat? Ya, menurut al-Qur'an dan Hadits proses terjadi kiamat akan dimulai dengan diperintahkannya malaikat Isrofil untuk meniupkan sangkakala/terompet atau dikenal oleh HORN dalam bahasa Inggris.
Surah An Naml ayat 87 :
“Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”
Proses terjadi kiamat/ditiupkannya sangkakala itu pernah ditanyakan oleh para sahabat Rasul tentang seberapa besar sangkakala dan apa itu sangkakala, Lalu Rasul menjawab seberapa besar sangkakala dan proses ditiupkannya sangkakala terbagi dalam tiga fase menurut Rasulullah S.A.W :
“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah.
Lalu sang sahabat (Abu Hurairah) bertanya :
“Wahai Rasulullah bagaimanakah (bentuk dari) sangkakala itu?”
Dan Rasulullah menjawab :
“Menyerupai tanduk (horn/terompet) dari cahaya.”
Lanjut Abu Hurairah :
"Lalu bagaimana besarannya/ukurannya?"
Rasulullah pun bersabda :
“Sangat besar (luas) bulatannya, demi Allah S.W.T yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatan itu (adalah) seluas langit dan bumi, dan akan ditiup sampai tiga kali. Tiupan Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Tiupan Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Tiupan Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau pembangkitan).”
Namun ternyata apa yang pernah di sabdakan Rasulullah sekitar 1400 an tahun yang lalu itu, mulai dibuktikan oleh ilmuwan dari barat sekitar 7 tahun an lampau (sekitar tahun 2006) oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman yang dibantu oleh alat dari pihak NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) bernama Wilkinson Microwave Anisotropy Prob/WAMP mulai mengobservasi atau mengamati ciri-ciri dari bentuk alam jagad raya ini akhirnya berhasil menemukan bentuk dari Alam Semesta ini yang berbentuk menyerupai terompet orang masa lalu yang berbentuk bagaikan terompet yang terbuat dari tanduk.
Yang mana pada bagian ujung belakang terompet (ujung jagad raya yang ditengarai sebagai penghubung antara dunia kehidupan dan Arsy Allah) merupakan sebuah dimensi/alam yang tidak bisa diamati (unobservable), sedangkan sisi terluar/paling depannya (di mana bumi, matahari, maupun galaxy-galaxy yang tercakup di dalamnya merupakan alam yang masih dapat di amati (observable).
Jika di masa sebelum datangnya Islam, para pemuka agama maupun para pemikir dan ilmuwan masa lampau mengidentikan alam semesta ini adalah bagaikan sebuah meja datar yang bertepi dimana ujung dari alam semesta ini adalah tepi meja, jika kita menyusuri alam semesta hingga ke ujungnya maka kita akan terjatuh dan terperosok ke dalam alam ghaib, maka Islam akhirnya meluruskan pandangan tersebut yang memberi petunjuk bahwa alam semesta itu berbentuk seperti Sangkakala/Terompet/Horn :
Gambaran radiasi awal pernah dibuat NASA menggunakan Wilkinson Microwave Anisotropy Prob tahun 2003, dan terbukti telah membantu beberapa misteri tentang sejarah waktu, ruang dan segala yang berkaitan dengan jagad raya. Jagad raya tercipta sekitar 13,7 miliar tahun lalu. Proporsi alam semesta terdiri dari 4% materi, materi yang tidak terdeteksi 23% dan 73% adalah energi misterius.
Hutan Indonesia
Surah An Naml ayat 87 :
“Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua datang menghadapNya dengan merendahkan diri.”
Proses terjadi kiamat/ditiupkannya sangkakala itu pernah ditanyakan oleh para sahabat Rasul tentang seberapa besar sangkakala dan apa itu sangkakala, Lalu Rasul menjawab seberapa besar sangkakala dan proses ditiupkannya sangkakala terbagi dalam tiga fase menurut Rasulullah S.A.W :
“Ketika Allah telah selesai menjadikan langit dan bumi, Allah menjadikan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah.
Lalu sang sahabat (Abu Hurairah) bertanya :
“Wahai Rasulullah bagaimanakah (bentuk dari) sangkakala itu?”
Dan Rasulullah menjawab :
“Menyerupai tanduk (horn/terompet) dari cahaya.”
Lanjut Abu Hurairah :
"Lalu bagaimana besarannya/ukurannya?"
Rasulullah pun bersabda :
“Sangat besar (luas) bulatannya, demi Allah S.W.T yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatan itu (adalah) seluas langit dan bumi, dan akan ditiup sampai tiga kali. Tiupan Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Tiupan Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Tiupan Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau pembangkitan).”
Namun ternyata apa yang pernah di sabdakan Rasulullah sekitar 1400 an tahun yang lalu itu, mulai dibuktikan oleh ilmuwan dari barat sekitar 7 tahun an lampau (sekitar tahun 2006) oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman yang dibantu oleh alat dari pihak NASA (Badan Antariksa Amerika Serikat) bernama Wilkinson Microwave Anisotropy Prob/WAMP mulai mengobservasi atau mengamati ciri-ciri dari bentuk alam jagad raya ini akhirnya berhasil menemukan bentuk dari Alam Semesta ini yang berbentuk menyerupai terompet orang masa lalu yang berbentuk bagaikan terompet yang terbuat dari tanduk.
Yang mana pada bagian ujung belakang terompet (ujung jagad raya yang ditengarai sebagai penghubung antara dunia kehidupan dan Arsy Allah) merupakan sebuah dimensi/alam yang tidak bisa diamati (unobservable), sedangkan sisi terluar/paling depannya (di mana bumi, matahari, maupun galaxy-galaxy yang tercakup di dalamnya merupakan alam yang masih dapat di amati (observable).
Jika di masa sebelum datangnya Islam, para pemuka agama maupun para pemikir dan ilmuwan masa lampau mengidentikan alam semesta ini adalah bagaikan sebuah meja datar yang bertepi dimana ujung dari alam semesta ini adalah tepi meja, jika kita menyusuri alam semesta hingga ke ujungnya maka kita akan terjatuh dan terperosok ke dalam alam ghaib, maka Islam akhirnya meluruskan pandangan tersebut yang memberi petunjuk bahwa alam semesta itu berbentuk seperti Sangkakala/Terompet/Horn :
Gambaran radiasi awal pernah dibuat NASA menggunakan Wilkinson Microwave Anisotropy Prob tahun 2003, dan terbukti telah membantu beberapa misteri tentang sejarah waktu, ruang dan segala yang berkaitan dengan jagad raya. Jagad raya tercipta sekitar 13,7 miliar tahun lalu. Proporsi alam semesta terdiri dari 4% materi, materi yang tidak terdeteksi 23% dan 73% adalah energi misterius.
Hutan Indonesia